Pusat Data Nasional Diserang Ransomware, Minta Tebusan 8 Juta Dollar
Pusat Data Nasional (PDN) mengalami gangguan serius akibat serangan siber ransomware. Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, mengonfirmasi bahwa ada tuntutan uang tebusan dari para peretas sebesar 8 juta dolar AS.
"Menurut tim, (uang tebusan) 8 juta dollar," ujar Budi Arie di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada hari Senin (24/6/2024). Saat ditanya wartawan tentang adanya permintaan uang tebusan terkait serangan ransomware tersebut, Budi Arie tidak memberikan banyak komentar. Ia segera meninggalkan wartawan untuk menghadiri sidang kabinet paripurna bersama Presiden Joko Widodo.
Budi Arie menjelaskan bahwa serangan tersebut dilakukan oleh virus LockBit 3.0, sebuah bentuk ransomware yang telah dikembangkan secara terus-menerus.
Sebelumnya, Ketua BSSN, Hinsa Siburian, mengungkapkan bahwa serangan siber terjadi di Pusat Data Nasional Sementara yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur.
"Hari ini, kami ingin memberitahukan bahwa insiden pada Pusat Data Sementara terjadi akibat serangan ransomware yang dikenal dengan nama Brain Cipher. Ini merupakan varian terbaru dari Ransomware LockBit 3.0," ujar Hinsa pada hari yang sama.
Hinsa menambahkan, "Serangan ini terus berkembang, dan kami sudah melakukan langkah awal dalam analisis forensik bersama tim BSSN."
Menanggapi publikasi perkembangan terkini mengenai insiden di Pusat Data Nasional Sementara, Hinsa mengatakan bahwa ini adalah kesempatan untuk belajar bersama.
"Kami harap semua pihak dapat memanfaatkan informasi ini untuk memitigasi risiko yang mungkin terjadi di masa depan," tuturnya
Belum ada Komentar untuk "Pusat Data Nasional Diserang Ransomware, Minta Tebusan 8 Juta Dollar"
Posting Komentar