Ini Alasan Kuat Mengapa Suku Bunga Bank Sentral AS Pada 31 Juli 2024 Mendatang Belum Turun

Suku bunga adalah tingkat bunga yang ditetapkan oleh bank sentral sebuah negara sebagai alat utama dalam kebijakan moneter untuk mengendalikan likuiditas dan inflasi di perekonomian. Suku bunga ini mempengaruhi suku bunga pinjaman dan tabungan di perbankan komersial, yang pada gilirannya berdampak pada aktivitas ekonomi secara keseluruhan.

Fungsi dan Tujuan Suku Bunga Bank Sentral

  1. Mengendalikan Inflasi Dengan menaikkan suku bunga, bank sentral dapat mengurangi jumlah uang beredar, sehingga menekan laju inflasi. Sebaliknya, dengan menurunkan suku bunga, bank sentral dapat meningkatkan jumlah uang beredar untuk merangsang inflasi jika terlalu rendah.

  2. Menstabilkan Nilai Tukar Suku bunga yang lebih tinggi bisa menarik investasi asing, yang dapat memperkuat nilai tukar mata uang lokal.

  3. Menjaga Pertumbuhan Ekonomi Suku bunga yang rendah dapat mendorong investasi dan konsumsi, meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun, suku bunga yang terlalu rendah bisa menyebabkan inflasi yang tidak terkendali.

  4. Mengatur Likuiditas Dengan mengubah suku bunga, bank sentral dapat mengatur jumlah uang yang beredar dalam sistem keuangan, menjaga keseimbangan antara permintaan dan penawaran uang.

Keputusan bank sentral Amerika Serikat, yaitu Federal Reserve (The Fed), untuk belum menurunkan suku bunga biasanya didasarkan pada sejumlah faktor ekonomi dan kebijakan moneter yang mendalam. Berikut beberapa alasan mengapa suku bunga belum diturunkan:

  1. Inflasi:

    • Jika tingkat inflasi masih tinggi atau berada di atas target The Fed, mereka cenderung mempertahankan atau bahkan menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi. Suku bunga yang lebih tinggi dapat mengurangi permintaan agregat dengan membuat pinjaman lebih mahal dan tabungan lebih menguntungkan, sehingga menekan inflasi.

      Tingkat inflasi tahunan di AS secara tak terduga melambat menjadi 3,3% pada Mei 2024, terendah dalam tiga bulan, dibandingkan dengan 3,4% pada bulan April dan perkiraan sebesar 3,4%. Inflasi mereda pada kelompok makanan (2,1% vs 2,2%), tempat tinggal (5,4% vs 5,5%), transportasi (10,5% vs 11,2%) dan pakaian jadi (0,8% vs 1,3%) dan harga kendaraan baru yang terus menurun (-0,8% vs -0.4%) dan mobil dan truk bekas (-9.3% vs -6.9%). Di sisi lain, biaya energi naik lebih tinggi (3,7% vs 2,6%), yaitu bensin (2,2% vs 1,1%), layanan gas utilitas (0,2% vs -1,9%) dan bahan bakar minyak (3,6% vs -0,8%). Dibandingkan bulan sebelumnya, CPI tidak berubah, setidaknya sejak Juli 2022, dibandingkan dengan perkiraan kenaikan 0,1% dan setelah kenaikan 0,3% di bulan April. Penurunan harga bensin diimbangi oleh biaya perlindungan yang lebih tinggi. Sementara itu, inflasi inti melambat menjadi 3,4% secara tahunan, terendah sejak April 2021 dan di bawah konsensus sebesar 3,5%. Tingkat inflasi inti bulanan juga turun menjadi 0,2% dari 0,3%, lebih baik dari perkiraan sebesar 0,3%. 

  2. Kesehatan Ekonomi:

    • The Fed mengevaluasi berbagai indikator ekonomi seperti pertumbuhan PDB, tingkat pengangguran, dan kondisi pasar tenaga kerja. Jika ekonomi dianggap cukup kuat dan tidak memerlukan stimulus tambahan, mereka mungkin memilih untuk tidak menurunkan suku bunga. 

      Target pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang dianggap normal oleh Federal Reserve (The Fed) umumnya berkisar pada tingkat yang mencerminkan potensi jangka panjang ekonomi negara tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir, target pertumbuhan ekonomi yang dianggap sehat atau "normal" oleh The Fed adalah sekitar 2-3% per tahun. Angka ini didasarkan pada beberapa faktor, termasuk produktivitas, pertumbuhan tenaga kerja, dan tingkat inflasi yang stabil. Perekonomian AS tumbuh sebesar 1,3% secara tahunan pada kuartal pertama tahun 2024, di bawah perkiraan awal sebesar 1,6% dan 3,4% pada kuartal keempat, terutama disebabkan oleh revisi penurunan belanja konsumen. Perkiraan kedua sejalan dengan perkiraan pasar, dan terus menunjukkan pertumbuhan terendah sejak kontraksi pada paruh pertama tahun 2022. Belanja konsumen melambat lebih dari perkiraan awal (2% vs 2,5% pada perkiraan awal), karena konsumsi baik barang (-1,9% vs -0,4%) dan jasa (3,9% vs 4%). Selain itu, persediaan swasta juga memberikan dampak yang lebih besar terhadap pertumbuhan (-0,45 pp vs -0,35 pp). Di sisi lain, investasi non-perumahan direvisi lebih tinggi (3,3% vs 2,9% pada perkiraan awal), karena struktur (0,4% vs -0,1%) dan produk kekayaan intelektual (7,9% vs 5,4%). Investasi pada peralatan meningkat lebih sedikit (0,3% vs 2,1%) namun investasi residensial melonjak lebih tinggi (15,4% vs 13,9%). Selain itu, belanja pemerintah direvisi sedikit naik (1,3% vs 1,2%), dan ekspor (1,2% vs 0,9%) dan impor (7,7% vs 7,2%) meningkat lebih tinggi



      Secara umum, dalam beberapa tahun terakhir, tingkat pengangguran yang dianggap sehat oleh The Fed berkisar antara 3,5% hingga 4,5%. Ini didasarkan pada kondisi ekonomi yang optimal di mana ada cukup lapangan kerja bagi angkatan kerja, tetapi tidak terlalu rendah sehingga menyebabkan inflasi. Tingkat pengangguran di Amerika Serikat naik menjadi 4% pada Mei 2024, tertinggi sejak Januari 2022, naik dari 3,9% pada bulan sebelumnya dan mengejutkan ekspektasi pasar, yang memperkirakan tingkat pengangguran tidak akan berubah. Jumlah pengangguran meningkat 157.000 menjadi 6,649 juta orang, sementara tingkat lapangan kerja turun 408.000 menjadi 161,083 juta orang. Sementara itu, tingkat partisipasi angkatan kerja turun menjadi 62,5% dari 62,7%, dan rasio lapangan kerja-penduduk turun menjadi 60,1% dari 60,2%.

  3. Stabilitas Keuangan:

    • Suku bunga rendah dalam jangka panjang dapat menyebabkan pengambilan risiko yang berlebihan oleh investor dan lembaga keuangan, yang berpotensi menciptakan ketidakstabilan keuangan. The Fed mungkin mempertahankan suku bunga untuk menghindari gelembung aset dan menjaga stabilitas sistem keuangan. Selain itu, Saat pemerintah AS berutang lebih banyak untuk membiayai defisit anggaran, mereka menerbitkan lebih banyak obligasi pemerintah. Ini meningkatkan penawaran obligasi di pasar obligasi. Jika permintaan terhadap obligasi ini tidak cukup tinggi, pemerintah harus menawarkan suku bunga yang lebih tinggi untuk menarik investor. Dalam hal ini, utang pemerintah yang tinggi dapat mendorong kenaikan suku bunga.


      Mudahnya akses ke kredit dengan suku bunga rendah dapat mendorong rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah untuk berutang lebih banyak. Jika tidak dikelola dengan baik, pertumbuhan utang yang berlebihan dapat menjadi beban finansial yang berat dan meningkatkan risiko sistemik.

  4. Harapan Pasar:

    • Ekspektasi pasar dan sentimen investor juga berperan. The Fed harus mempertimbangkan bagaimana perubahan suku bunga akan mempengaruhi pasar keuangan global dan domestik. Langkah yang terlalu cepat atau tidak diharapkan dapat menyebabkan volatilitas pasar yang signifikan.
  5. Kebijakan Internasional:

    • Suku bunga di negara lain, terutama di negara-negara besar seperti Uni Eropa dan Jepang, juga dapat mempengaruhi keputusan The Fed. Perbedaan suku bunga antar negara dapat mempengaruhi aliran modal dan nilai tukar, yang berdampak pada perdagangan dan ekonomi domestik.
  6. Kebijakan Jangka Panjang:

    • The Fed mungkin mengambil pendekatan jangka panjang untuk kebijakan moneter, mempertimbangkan dampak jangka panjang dari perubahan suku bunga terhadap ekonomi secara keseluruhan. Mereka cenderung berhati-hati dalam membuat perubahan untuk menghindari ketidakpastian yang tidak perlu.

Secara keseluruhan, keputusan untuk menurunkan atau mempertahankan suku bunga adalah hasil dari pertimbangan yang kompleks dan multifaset oleh The Fed. Mereka terus memantau data ekonomi dan kondisi pasar untuk membuat keputusan yang paling sesuai bagi kestabilan ekonomi dan keuangan jangka panjang.

Belum ada Komentar untuk "Ini Alasan Kuat Mengapa Suku Bunga Bank Sentral AS Pada 31 Juli 2024 Mendatang Belum Turun"

Posting Komentar