5 Pejabat Muslim Pertama Di Negara Minoritas
Sudah menjadi hal yang umum sebuah negara akan selalu mengutamakan sosok mayoritas baik dari segi keturunan atau dari segi agama untuk menjadi orang yang bisa memimpin sebuah daerah. Hal tersebut dilakukan agar pemimpin yang lahir dari mayoritas bisa menjadi pemimpin yang bisa membawa sebuah perubahan dan bisa dengan mudah mendapatkan dukungan dari warga negaranya.
Namun, ada lima sosok muslim berikut ini yang telah berhasil menjadi orang penting dan mendapatkan banyak dukungan dari kaum mayoritas untuk menjadi pemimpin di mana minoritas selalu terdiskriminasi. Berikut ulasannya:
1. Saud Anwar
Tahun 1991, seorang peneliti muda asal Karachi, Pakista yang baru lulus sekolah kedokteran bernama Saud Anwar datang untuk belajar medis di Universitas Illinois dan kesehatan masyarakat di Universitas Yale, New Haven, negara bagian Connecticut, Amerika Serikat.
Dua puluh lima tahun kemudian, Saud bukan hanya seorang dokter ahli khusus paru-paru dan menjadi pengajar di Universitas Connecticut, tetapi ia juga terpilih sebagai Walikota South Windsor, sebuah kota di negara bagian Connecticut. Ini merupakan sejarah dalam pemerintahan di Amerika Serikat, untuk pertama kalinya South Windsor mempunya Walikota Muslim.
2. Ahmed Aboutaleb
Sosok muslim pertama yang terpilih menjadi pemimpin di negara minoritas adalah Ahmed Aboutaleb. Ia merupakan seorang imigran dari negara islam dan sudah menetap di negara kincir angin sejak 1976. Sebagai imigran tentu banyak yang bisa ia lakukan, untuk menyambung hidup di negara minoritas ia bekerja sebagai seorang wartawan, kemudian pindah profesi menjadi pegawai negeri sipil di Kota Rotterdam. Lantas pada tahun 2007 silam ia resmi menjadi anggota dari Partai Buruh di Belanda.
Sebagai seorang muslim yang taat, setahun kemudian setelah ia bergabung dengan Partai Buruh, Ahmed Aboutaleb terpilih menjadi walikota di kota Rotterdam. Dipilih karena Belanda ingin mempunyai sosok muslim yang bisa mengutamakan dan juga untuk meningkatkan tingkat ekonomi dan integrasi imigran. Ahmed Aboutaleb juga merupakan sosok muslim pertama yang berhasil menjadi pemimpin di sebuah kota di Negeri Kincir Angin yang notabenya sangat tidak terbuka pada sosok minoritas.
3. Sadiq Khan
Di kala islamphobia sedang menjadi-jadi di negara Inggris, Sadiq Khan malah berhasil terpilih menjadi walikota London, ia berhasil meraup 57% dukungan dan mengalahkan saingan terdekatnya bernama Zac Goldsmith yang notabenya adalah warga Inggris asli yang sangat benci Islam.
Sadiq Khan adalah seorang politikus muslim keturunan imigran Pakistan. Dalam pidato kemenangannya ia berujar sangat berterima kasih kepada semua warga London yang telah memberinya kepercayaan untuk memimpin dan menjadi orang yang bisa membawa London ke arah yang lebih baik. Ia pun bersyukur sebesar-besarnya karena ia tak menyangka sosok yang tumbuh besar dari imigran kelas bawah ini bisa menjadi walikota di kota sekelas London.
4. Hadia Tajik
Kisah sosok wanita muslim yang berusia 29 tahun ini bernama Hadia Tajik. Ia dipilih Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg untuk mengisi kursi kementerian kebudayaan di Norwegia. Sebuah kebanggaan dan juga sebuah prestasi, karena Hadia Tajik merupakan sosok wanita muslim pertama dan yang termuda yang pernah masuk jajarann kabinet di Negara Norwegia yang notabenya adalah minoritas muslim.
Adapun keputusan Perdana Menteri Norwegia mengangkat sosok muslim naik kejajaran pemerintahan tak lain karena ingin membuat Norwegia menjadi negara yang damai, serta bisa saling menghormati antar umat beragama di negara tersebut.
5. Rumana Ahmad
Sangat sulit sekali bagi muslim untuk bisa ikut berpartisipasi dalam dunia politik sebuah negara minoritas apalagi negara sekelas Amerika. Tentu kesempatan itu tidak akan mudah di dapatkan, namun untuk sosok muslim yang satu ini adalah sebuah pengecualian. Adalah Rumana Ahmad wanita muslim berhijab ini berhasil menjadi wanita muslim pertama yang bisa menjadi salah satu penasihat Orang pertama di Amerika di bidang keamanan nasional.
Rumana Ahmad berhasil mendapatkan posisi wakit dari Ben Rhodes sebagai penasihat keamanan Nasional AS. Ia sendiri merupakan satu dari enam muslim perempuan yan berkeja di Gedung putih, namun jika melihat posisinya ia menjadi yang teratas dari kelima lainnya.
Rumana Ahmad merupakan warga amerika yang terlahir dari orang tua Bangladesh dan Amerika. Ia mengaku bekerja untuk pemerintahan sebenarnya bukan keinginan dirinya, namun semenjak Obama melakukan kampanye sebelum menjadi presiden keinginan bekerja di gedung pemerintahan pun mulai keluar dari hatinya, dan pada akhirnya ia pun berhasil menjadi salah satu penasihat penting bagi sosok presiden yang memiliki pengaruh sangat besar bagi dunia.
Sangat sulit sekali bagi muslim untuk bisa ikut berpartisipasi dalam dunia politik sebuah negara minoritas apalagi negara sekelas Amerika. Tentu kesempatan itu tidak akan mudah di dapatkan, namun untuk sosok muslim yang satu ini adalah sebuah pengecualian. Adalah Rumana Ahmad wanita muslim berhijab ini berhasil menjadi wanita muslim pertama yang bisa menjadi salah satu penasihat Orang pertama di Amerika di bidang keamanan nasional.
Rumana Ahmad berhasil mendapatkan posisi wakit dari Ben Rhodes sebagai penasihat keamanan Nasional AS. Ia sendiri merupakan satu dari enam muslim perempuan yan berkeja di Gedung putih, namun jika melihat posisinya ia menjadi yang teratas dari kelima lainnya.
Rumana Ahmad merupakan warga amerika yang terlahir dari orang tua Bangladesh dan Amerika. Ia mengaku bekerja untuk pemerintahan sebenarnya bukan keinginan dirinya, namun semenjak Obama melakukan kampanye sebelum menjadi presiden keinginan bekerja di gedung pemerintahan pun mulai keluar dari hatinya, dan pada akhirnya ia pun berhasil menjadi salah satu penasihat penting bagi sosok presiden yang memiliki pengaruh sangat besar bagi dunia.
Belum ada Komentar untuk "5 Pejabat Muslim Pertama Di Negara Minoritas"
Posting Komentar