Kemiskinan di Kota Sibolga Menurun, Namun Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan Mengalami Peningkatan
Penurunan jumlah penduduk miskin ini dinilai sebagai hasil dari stabilitas ekonomi yang terus membaik serta berbagai upaya pemerintah dalam menekan angka kemiskinan. Beberapa program bantuan sosial seperti Bantuan Pangan Beras, Bantuan Langsung Tunai (BLT) Mitigasi Risiko Pangan, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Program Keluarga Harapan (PKH), dan Program Indonesia Pintar (PIP) telah disalurkan kepada masyarakat pada periode Januari-Maret 2024.
Salah satu indikator utama dalam menghitung jumlah penduduk miskin adalah Garis Kemiskinan (GK). Garis Kemiskinan Kota Sibolga pada Maret 2024 tercatat sebesar Rp 612.818 per kapita per bulan, mengalami kenaikan 7,85 persen dibandingkan dengan Maret 2023 yang sebesar Rp 568.188. Garis Kemiskinan ini terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM), yang mencakup kebutuhan dasar seperti makanan, perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.
Meski jumlah dan persentase kemiskinan menurun, Kota Sibolga menghadapi peningkatan pada Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan. Pada Maret 2024, Indeks Kedalaman Kemiskinan tercatat sebesar 1,70, naik dari 1,49 pada Maret 2023. Indeks ini mencerminkan rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap Garis Kemiskinan. Demikian juga dengan Indeks Keparahan Kemiskinan, pada periode yang sama mengalami kenaikan dari 0,29 menjadi 0,37.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kemiskinan di Sibolga selama periode Maret 2023 - Maret 2024 termasuk pertumbuhan ekonomi yang positif di Sumatera Utara dan distribusi berbagai program bantuan sosial. Dengan stabilitas ekonomi yang terjaga, diharapkan angka kemiskinan di Kota Sibolga terus menunjukkan tren penurunan di masa mendatang.
Belum ada Komentar untuk "Kemiskinan di Kota Sibolga Menurun, Namun Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan Mengalami Peningkatan"
Posting Komentar