Siapa sangka, dari kota kecil di Sumatera Utara, lahir seorang gadis bernama Siska Naomi Panggabean pada 25 September 1995. Siska, anak bungsu dari tiga bersaudara, tumbuh di Sibolga, sebuah kota yang mungkin nggak banyak dikenal orang, tapi menyimpan banyak cerita seru. Masa kecilnya penuh warna, mulai dari belajar di SD RK 2, SMP Fatima, hingga SMA Negeri 1 Kota Sibolga.

Meski nggak ada darah hukum di keluarganya, Siska udah tertarik sama dunia hukum sejak kecil. Awalnya gara-gara ayahnya yang hobi dengerin berita kriminal di rumah. Dari sana, minat Siska mulai tumbuh, ditambah lagi dengan kebiasaannya baca rubrik kriminal di koran yang ada di warung ibunya. Jadi, nggak heran kalau dari kecil Siska udah kebayang pengen jadi hakim.

Waktu umur 15 tahun, pas ada tes masuk kelas unggulan di SMA Negeri 1 Kota Sibolga, Siska dengan pede bilang kalau cita-citanya adalah jadi hakim. Dan siapa sangka, impian itu ternyata beneran jadi kenyataan.

Lanjut ke dunia kuliah, Siska memilih Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta untuk mendalami hukum pidana. Tapi, nggak semua berjalan mulus. Saat masih mahasiswa baru, ayahnya meninggal dunia. Di tengah duka, Siska dan kakak-kakaknya harus saling bahu-membahu biayain kuliah. Meski berat, Siska tetap semangat dan berhasil lulus dengan predikat cum laude di tahun 2017.

Nggak lama setelah lulus, Siska langsung diterima sebagai Calon Hakim di Pengadilan Negeri dan ikut diklat di Padang. Setahun kemudian, dia mulai karirnya di Pengadilan Negeri Muaro Kelas II di Sumatera Barat. Di sini, Siska mulai banyak belajar tentang dunia hukum yang sebenarnya, mulai dari bagaimana sistem bekerja sampai gimana caranya memberikan keadilan yang layak.

Pengalaman baru juga datang saat Siska dipindah ke Pengadilan Negeri Bojonegoro, Jawa Timur. Di sana, Siska menghadapi berbagai tantangan baru sampai akhirnya dilantik sebagai Hakim di Pengadilan Negeri Lubuk Basung, Sumatera Barat. Uniknya, Siska jadi hakim perempuan termuda dan satu-satunya di sana. Meskipun harus nunggu pelantikan lebih lama, Siska memanfaatkan waktu itu buat memperdalam ilmunya dan ikut berbagai diklat yang menunjang karirnya.

Nggak cuma berkarir di dunia hukum, Siska juga aktif di berbagai isu sosial. Dia mendirikan gerakan Sibolga Inklusif yang fokus pada pemberdayaan penyandang disabilitas di Sumatera Utara. Bagi Siska, berbagi ilmu dan berkontribusi ke masyarakat adalah bagian penting dari hidupnya. Ilmu yang dia dapat nggak cuma buat diri sendiri, tapi juga harus bermanfaat buat banyak orang.

Sebagai Hakim, Siska nggak berhenti berkarya. Lewat tulisan-tulisan di berbagai media, dia mengangkat isu-isu penting seperti aksesibilitas penyandang disabilitas dalam sistem peradilan dan restorative justice. Tulisan-tulisannya menunjukkan betapa pedulinya dia terhadap masalah sosial dan hukum di Indonesia.

Di akhir tahun 2020, Siska memulai babak baru di Pengadilan Negeri Lubuk Basung. Di sini, dia dapat penghargaan sebagai Role Model Mediator karena berhasil memediasi berbagai perkara, termasuk ganti rugi dari pemerintah. Menjadi hakim muda dan perempuan di lingkungan yang didominasi pria, Siska membuktikan bahwa usia dan gender bukanlah penghalang untuk sukses.

Nggak cuma sibuk dengan karir, Siska juga menjalani peran sebagai ibu muda. Meskipun sempat harus LDR-an karena pekerjaan, Siska tetap bisa menyeimbangkan antara karir dan kehidupan keluarganya. Tantangan ini malah dia anggap sebagai kesempatan untuk terus belajar dan berkembang.

Sekarang, setelah dipromosikan ke Pengadilan Negeri Bontang di Kalimantan Timur, Siska tetap berkomitmen untuk memberikan keadilan dan jadi teladan di profesinya. Dengan dukungan dari keluarga, terutama suami, Siska terus maju, mengatasi berbagai tantangan, dan berkontribusi membuat perubahan positif di masyarakat.

Seperti kata Siska, "Kita bisa mulai dari diri kita sendiri untuk mendefinisikan siapa kita, akan jadi siapa, dan orang seperti apa kita di tengah-tengah masyarakat. Usia muda bukan kelemahan, tapi kesempatan buat menyerap lebih banyak ilmu dan pengalaman dari berbagai sisi."

Belum ada Komentar untuk " "

Posting Komentar