Mengenal Dolorosa Sinaga, Seniman Kelahiran Sibolga Yang Karyanya Dikagumi Mantan Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri
![]() |
Taken by Vonita |
Lalu, Siapa Dolorosa Sinaga?
Dolorosa Sinaga, seorang pematung Indonesia yang sangat berpengaruh, lahir pada 31 Oktober 1952 di Sibolga, Sumatera Utara. Ia dikenal sebagai seniman yang berkarya demi keadilan, menghasilkan banyak patung yang tak hanya estetis, tetapi juga sarat dengan makna, sering memicu pemikiran mendalam. Karya-karyanya kerap mengangkat isu-isu sosial, budaya, dan spiritual, serta memberikan suara kepada perempuan dan kelompok marginal.
Setelah menyelesaikan studinya di Fakultas Seni Rupa, Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ) pada 1977—sekarang dikenal sebagai Institut Kesenian Jakarta (IKJ)—Dolorosa melanjutkan pendidikan di St. Martins School of Art, London, pada 1980. Sekembalinya ke Indonesia, ia aktif mengajar di IKJ. Ia juga pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Seni Rupa dari 1992 hingga 2000, Ketua Senat Fakultas Seni Rupa dari 2008 hingga 2016, serta menjadi anggota Presidium Rektorat IKJ pada 2001 hingga 2003.
Sebagai seorang maestro patung, Dolorosa menunjukkan preferensi terhadap penggunaan perunggu, yang ia anggap mencerminkan dualitas manusia—kekuatan dan kelembutan dalam satu bentuk. Selain itu, ia juga bereksperimen dengan aluminium yang dilapisi resin, memberikan kesan yang lebih ringan dan elegan, cocok untuk menggambarkan gerakan dinamis seperti tarian.
Menurut laporan dari gni.kemdikbud.go.id, tema awal dalam karya-karya Dolorosa banyak berfokus pada tragedi dan kesedihan, seperti terlihat dalam patung "Olympa," "Tragic Tendency," dan "The Wailings" (1994). Namun, seiring waktu, tema-tema karyanya berkembang menjadi lebih sarat dengan semangat perlawanan terhadap kondisi sosial-politik saat itu. Salah satu contoh kuat adalah patung "Resistante" (1996), yang menggambarkan sosok perempuan dengan satu tangan mengepal di belakang tubuhnya, sementara tangan lainnya meremas dada, mengekspresikan perpaduan rasa sakit dan amarah yang jelas terlihat di wajahnya.
Karya-karya besar Dolorosa, seperti "Solidaritas" (2000), mencerminkan pengalaman pribadinya dalam menghadapi gejolak ekonomi, sosial, politik, dan budaya selama masa Orde Baru dan Reformasi. Karyanya yang berjudul "I, The Witness" bukan hanya sekadar patung, tetapi sebuah monumen bagi keadilan dan kebenaran. Patung ini menjadi pengingat akan peristiwa kelam yang pernah terjadi dan menjadi panggilan untuk memperjuangkan hak-hak korban. Gaya minimalis yang penuh makna dalam karyanya berhasil menggugah kesadaran publik tentang pentingnya menghormati martabat manusia.
Meskipun karya-karyanya sering mengangkat tema-tema sosial yang berat, seperti kekerasan, ketidakadilan, dan penderitaan, Dolorosa juga menampilkan keindahan dan kegembiraan hidup melalui seri seperti "Pas de Deux" (2004) dan "The Lovers" (2005), yang menggambarkan sisi romantis dan penuh kasih sayang dari kehidupan manusia.
Di luar negeri, Dolorosa juga telah membuat sejumlah patung seperti "Gate of Harmony" (1987) di Kuala Lumpur, Malaysia, "Theme for us today: The Crisis" (1998) dan "At the Border" (2004) di Hue, Vietnam, "Faith and Illusion" (1996) dan "Stand in the Queue" (2006) di Pievasciata Sculpture Park of Chianti, Italia, serta Monumen Semangat Angkatan 66 di Kuningan, Jakarta, dan Monumen Sukarno di Aljazair (2020)
Belum ada Komentar untuk "Mengenal Dolorosa Sinaga, Seniman Kelahiran Sibolga Yang Karyanya Dikagumi Mantan Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri"
Posting Komentar